Google Analityc

Share Aholic

Script Google Adsense

Adaptasi pada Hewan



Setiap makhluk hidup akan melakukan adaptasi agar kelangsungan hidupnya terjaga, demikian pula pada hewan. Maka adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Adaptasi pada hewan terjadi melalui penyesuaian bentuk atau alat-alat tubuhnya dengan lingkungan habitatnya, melalui penyesuaian fungsi kerja alat-alat tubuhnya, serta melalui penyesuaian tingkah lakunya dengan lingkungan habitatnya.
Mari kita amati beberapa contoh adaptasi pada beberapa hewan berikut ini:

Adaptasi pada Bunglon


Bunglon mempunyai kemampuan unik. Ia bisa mengubah warna kulit sesuai dengan tempat yang  disinggahinya. Ketika bunglon berada di tanah, kulitnya akan berwarna coklat menyerupai tanah. Saat bunglon berada di atas pohon, kulitnya akan berubah warna menjadi hijau menyerupai daun.

Perubahan warna pada bunglon bertujuan untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Pemangsa bunglon akan mengira bunglon tidak ada. Kemampuan ini juga berguna saat ia mencari makanan. Mangsanya akan mengira situasi sudah aman, eh ... ternyata ada bunglon sedang menyamar.

Kemampuan bunglon untuk mengubah warna kulitnya sesuai dengan tempatnya berada ini ada istilahnya tersendiri, yaitu mimikri.

Adaptasi pada Burung


Contoh adaptasi pada burung
Pada burung, adaptasi pada tubuhnya antara lain bisa dilihat pada bentuk paruh dan bentuk kakinya. Bentuk paruh burung beraneka ragam menyesuaikan jenis makanannya. Bentuk kaki burung yang bervariasi merupakan salah satu adaptasi untuk memperoleh makanan.

Burung elang memiliki paruh tajam dan bengkok. Paruhnya yang kuat berfungsi untuk mencabik mangsanya. Kaki burung elang memiliki cakar menyerupai kait. Kakinya berfungsi untuk merobek dan memegang mangsa.

Burung pipit memiliki paruh yang runcing dan pendek, namun kuat. Paruhnya yang pendek dan kuat merupakan bentuk penyesuaian terhadap jenis makanannya, yaitu pemakan biji-bijian.

Burung pelikan memiliki kantung besar di paruhnya. Kantung ini berguna untuk menciduk ikan dan air. Burung flaminggo memiliki bentuk paruh yang lebar dan berjumbai. Paruh burung flaminggo dapat menyaring udang dan binatang kecil dari air berlumpur. Kaki burung flaminggo bentuknya panjang dan kurus, untuk melindungi dirinya agar tidak tenggelam.

Paruh burung kolibri berbentuk panjang dan runcing, berguna untuk menggapai nektar (madu) di dalam bunga.

Adaptasi pada Ular


Ular memangsa tikus
Ular adalah hewan karnivora atau pemakan daging. Tetapi jangan ajarkan ular untuk mengunyah sebelum ditelan, karena ular tidak pernah mengunyah atau mencabik-cabik makanannya seperti kita. Mangsa yang didapat langsung ditelan secara utuh, tanpa minum!

Mengapa bisa seperti itu ya? Karena susunan rahang ular melekat secara longgar dengan susunan tulang pada rangka kepala. Susunan seperti ini memungkinkan ular menelan mangsa yang jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Ular juga tak perlu mengunyah dan mencabik-cabik mangsanya, karena ular memiliki cairan pencerna yang mampu menghancurkan makanan.

Pada beberapa jenis ular, ada yang membelit mangsanya dengan kuat sehingga mangsanya kehabisan nafas, dan dengan mudah sang ular dapat memakannya.


Adaptasi pada Katak


Katak melakukan kamuflase (penyamaran) seolah-olah tubuhnya beracun sebagai trik untuk menghindar dari predator atau pemangsa.

Katak juga memiliki lidah yang panjang dan lengket, sehingga serangga yang mendekat dapat dengan cepat disambar dan dimakan. Yummy.

Adaptasi pada Kucing


Adaptasi pada kaki kucing
Pernahkah kamu mendengar langkah kaki kucing? Mengapa kucing tidak bersuara dalam melangkah?Karena, kaki kucing memiliki lapisan empuk dan tebal yang berguna untuk menyembunyikan kukunya. Pada saat berjalan kuku kukunya yang tajam ini ditarik masuk sehingga tidak bersuara, sehingga calon buruannya tidak mendengar ketika didekatinya.

Perhatikan pula posisi kuku-kuku kucing ketika sedang diam dan pada saat siap untuk menerkam. Pada waktu santai, kuku-kukunya ditarik masuk ke dalam bantalan di kaki. Namun dalam situasi tertentu, kukunya ditegangkan dan dikeluarkan dari posisi istirahat, siap untuk menerkam.

Yang khas pada kucing selain kuku adalah matanya. Pernahkah kamu melihat mata kucing dalam gelap? Matanya bersinar? Ya, betul! Hal ini karena mata kucing sangat tajam sehingga bisa melihat dalam gelap. Pupil mata kucing melebar saat keadaan gelap. Namun pada saat terang, pupil mata kucing akan mengecil.

Adaptasi pada Kelelawar


Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang bisa terbang. Kelelawar termasuk binatang nokturnal.
Binatang nokturnal (Nocturnal animal - Inggris) adalah binatang yang mencari makan pada malam hari.

Kelelawar mempunyai pendengaran dan penciuman yang tajam. Kelelawar menggunakan suara untuk menangkap serangga dalam kegelapan. Suara yang dikeluarkan kelelawar tidak bisa didengar oleh manusia. Pantulan suara tersebut menunjukkan letak mangsa.

Adaptasi pada Cicak


Kamu pasti sering melihat cicak berkeliaran di dinding dan langit-langit rumah. Cicak merupakan hewan reptil. Cicak mempunyai tiga ciri khusus, antara lain:
  1. Cicak memiliki kaki yang dapat menempel di dinding dan langit-langit rumah.
  2. Cicak menangkap serangga dengan menjulurkan lidahnya yang panjang.
  3. Ciri khusus cicak lainnya yaitu memutuskan ekornya. Cicak memutuskan ekornya untuk mengelabui pemangsa. Pemangsa akan terkecoh oleh ekor cicak, lupa akan cicaknya yang melarikan diri. Namun ekor cicak yang putus ini bisa tumbuh lagi seperti semula. 

Adaptasi pada Bebek


Bebek adalah salah satu jenis burung yang hidupnya sering di air. Bebek mempunyai bentuk paruh datar dan tumpul. Paruh tersebut digunakan untuk menyaring makanan dari air. Makanan bebek adalah serangga, cacing, dan sayuran.

Kaki bebek juga unik. Bentuk kaki bebek pendek dengan tiga jari yang berselaput menjadi satu. Selaput pada jari bebek berguna untuk berenang.

No comments:

Post a Comment