Google Analityc

Share Aholic

Script Google Adsense

Bunyi: Definisi, Karakteristik, dan Sifat Bunyi





Begitu banyak suara yang bisa kita dengar; percakapan, kucing mengeong, suara musik, ketukan mangkok abang bakso, "tahu bulat digoreng dadakan", azan, kicau burung, dan banyak lagi yang bisa kita dengar. Suara-suara tersebut dikenal sebagai bunyi. Tetapi apakah bunyi itu? Bagaimana ia dihasilkan dan bagaimana bunyi bisa terdengar?

Bunyi, pada dasarnya adalah sebuah gelombang yang merambat.

Bunyi dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar. Bunyi ketukan mangkok abang bakso menuju telinga dihantarkan oleh udara. Pada waktu mangkok diketuk/dipukul, ada getaran dari mangkok yang menumbuk molekul-molekul udara. Molekul udara ini kemudian akan menumbuk udara di sebelahnya, demikian seterusnya hingga bunyi ketukan mangkok abang bakso tersebut sampai ke telinga kita.

Perambatan Bunyi


Bunyi sampai ke telinga kita karena merambat dalam bentuk gelombang. Tanpa adanya perantara atau medium, bunyi tak dapat merambat. Saat kita mendengar pun, bunyi akan dirambatkan ke telinga kita melalui udara.

Selain melalui udara atau gas, bunyi juga bisa merambat melalui benda padat dan benda cair. Bahkan, kecepatan bunyi di air dan benda padat lebih baik daripada kecepatan bunyi di udara.

Kamu bisa mengetahui ada kereta api yang akan lewat dengan cara menempelkan telinga kamu di rel kereta. Cara ini lebih baik daripada kamu mendengarkan melalui udara. Bunyi juga bisa terdengar lebih keras saat kamu berada di dalam air.

Nah, tabel di bawah ini menunjukkan kecepatan bunyi pada berbagai media: udara (gas), benda cair, dan benda padat. Jika angkanya makin besar, maka bunyi makin mudah didengar.


Frekuensi Bunyi


Bunyi dibagi menjadi tiga berdasarkan frekuensinya, yaitu infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

Bunyi infrasonik adalah bunyi dengan frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik ini hanya mampu didengar oleh hewan-hewan tertentu seperti jangkrik dan anjing.

Bunyi audiosonik adalah bunyi dengan frekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Manusia hanya dapat mendengar bunyi audiosonik.

Sedangkan ultrasonik adalah bunyi dengan frekuensi di atas 20.000 Hz. Hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik adalah kelelawar, lumba-lumba, dan anjing.

Anjing adalah salah satu contoh hewan yang mampu menangkap bunyi infrasonik, audiosonik, hingga ultrasonik. Anjing akan terbangun jika mendengar langkah kaki manusia sepelan apapun, karena itulah anjing banyak dimanfaatkan sebagai penjaga rumah.

Pemantulan dan Penyerapan Bunyi




Jika kamu melempar bola karet ke dinding, bola tersebut akan terpantul. Demikian pula dengan bunyi, bunyi juga bisa dipantulkan jika mengenai benda dengan permukaan keras.

Bagaimana kamu mengamatinya? Pernahkah kamu berkendara melewati terowongan? Bunyi kendaraan di dalam terowongan terdengar lebih keras daripada di luar terowongan.

Macam-Macam Bunyi Pantul


Bunyi pantul ini bisa kita bedakan menjadi tiga, yaitu:

  1. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli

    Contohnya suara kendaraan saat di dalam terowongan akan lebih keras daripada di luar terowongan.
  2. Gaung atau kerdam

    Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar bersama-sama dengan bunyi asli, sehingga mengakibatkan bunyi asli tidak terdengar jelas.
  3. Gema

    Saat kita berada di sebuah bukit dan berteriak, kita akan mendengar suara kita dipantulkan berulang-ulang. Itulah yang lebih dikenal dengan gema, yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Gema bisa terjadi karena bunyi yang datang dan bunyi yang dipantulkannya memerlukan waktu untuk merambat.

Nah...selain bisa memantul, bunyi juga bisa diredam. Pada studio musik/rekaman, untuk menghindari gaung, dan mencegah suara agar tidak terdengar terlalu keras dari luar, maka bisa digunakan bahan peredam suara.

Peredam suara terbuat dari bahan-bahan yang bersifat lunak seperti karet busa, karton tebal, karpet, dan bahan-bahan lunak lainnya. Selain studio musik/rekaman, peredam suara juga biasa diterapkan pada gedung bioskop, studio TV, ruang siaran radio, dan banyak lagi.


No comments:

Post a Comment